Assalamu’alaikum wr. Wb
Segala puji hanya milik Allah Yang Maha menatap, Yang Mengendalikan Segala urusan dan Yang Menakdirkan segala sesuatu.
Kenapa kita tak pernah tenang? Kenapa kita banyak masalah? Kenapa anak kita menderita sakit berkepanjangan? Kenapa kita miskin? Kenapa ada yang selalu gundah gulana ditengah melimpahnya harta? Kenapa banyak wanita yang menangis di istananya? Kenapa ada yang banyak hutang? Kenapa kita menderita berkepanjangan? Seakan-akan kita ditakdirkan hanya untuk menjalankan kesulitan demi kesulitan yang tak ada ujungnya. Kenapa semua itu terjadi? Kenapa semua itu terjadi? Jawabannya hanya satu. Karena kita terlalu sibuk memikirkan apa yang tidak seharusnya kita pikirkan.
Ada seorang majikan berkata kepada pembantunya; “Wahai Hamba Sahayaku, taati saja perintahku. Ku suruh ngepel laksanakan dengan baik, kusuruh nyetrika laksanakan, kuperintahkan cuci baju laksanakan, kuperintahkan bersihkan pekarangan bersihkan, kusuruh masak lakukan. Pokoknya laksanakan apa saja yang kuperintahkan. Nanti akan aku cukupi semua kebutuhanmu, rizkimu akan aku cukupkan, engkau akan aku sejahterakan, anak-anakmu akan ku urus dan aku sekolahkan, keluargamu juga akan aku sejahterakan. Jika kau mentaatiku, akan aku bereskan semua urusanmu karena aku punya segalanya.”
Coba bayangkan jika yang dilakukan Hamba Sahaya itu adalah hal sebaliknya yang tidak disukai majikannya. Disuruh ngepel malah kabur, disuruh nyetrika tidak benar malah merusak baju-baju, disuruh bersihkan pekarangan malah sibuk ngerumpi ngomongin orang dengan pembantu sebelah, disuruh beres-beres rumah malah berantakin rumah. Coba bayangkan hal ini pasti sangat menjengkelkan sang majikan. Si majikan pasti akan marah besar dan melakukan satu tindakan, bisa memecatnya, bahkan bisa juga mengurungnya dikamar mandi. Padahal sang majikan berjanji jika si hamba sahaya taat maka kebutuhan hamba sahaya itu akan dicukupi seluruhnya.
Saudaraku sekalian, analogi diatas perlu kita renungkan. Bahwa sebenarnya sumber dari masalah-masalah kehidupan kita selama ini adalah karena kita tidak taat kepada Allah. Kita terlalu sibuk memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya kita pikirkan. Kita sibuk memikirkan hutang, kita sibuk memikirkan jodoh, kita sibuk memikirkan masa depan, yang notabennya semua itu ada dalam genggaman Allah. Padahal jelas Allah menciptakan kita semata-mata untuk beribadah kepada-Nya. Kalau kita taat, maka Allah akan mencukupkan kebutuhan kita. Prinsipnya adalah, “jika taat maka dicukupkan.” Laksanakan saja perintah Allah wahai saudaraku! Disuruh shalat tepat waktu laksanakan, disuruh baca Qur’an laksanakan, disuruh tahajjud jalankan, disuruh sedekah lakukan, disuruh puasa lakukan, disuruh patuh orang tua lakukan, disuruh kerja cari nafkah lakukan, disuruh belajar lakukan. Pokoknya lakukan seluruh perintah Allah dan jauhi larangan-Nya maka hidup kita akan dituntunoleh-Nya.
Saudaraku, sekarang mari kita hisab diri sejenak untuk mengislah diri. Apa pernah kita berusaha selalu shalat tepat waktu berjamaah, apa pernah kita mati-matian berusaha untuk shalat khusuk, apa pernah Al-Qur’an kita baca setiap hari, apa pernah kita mati-matian menahan pandangan kita, apa pernah kita meniatkan karena Allah ketika berangkat kekantor, padahal seluruh kenikmatan diberikan Allah? Pernahkah kita bersyukur diberi telinga yang begitu indah sehingga bisa mendengar guru-guru kita menyampaikan ilmu, apakah kita pernah mensyukuri lidah yang diberikan Allah yang disetting dengan begitu sempurna diberi rasa asam manis pahit pedas manis sehingga kita mampu mengecap rasa. Lalu Allah atur juga air liurnya dengan sempurna komposisinya sehingga bisa melunakkan makanan yang hendak dicerna? Apa pernah Saudaraku?? Apa pernah?
Hal-hal seperti ini sangat sering sekali kita acuhkan, sementara dunia ini sibuk kita pikirkan mati-matian sampai lupa kepada Allah yang mengatur dunia ini. Inilah yang menyebabkan pertolongan Allah jauh pada kita. Kita terlalu sibuk pikirkan dunia tanpa pernah pikirkan Allah. Mau tidur bukan pikir Allah malah sibuk mikirkin hutang, memang siapa yang mau bayarin kalau bukan Allah? Padahal Allah perintahkan kita zikir ketika mau tidur. Dijalan kekantor bukan pikir Allah, malah pikirkan calon istri, padahal mudah bagi Allah menggelincirkan ban kendaraan kita sehingga kita jatuh. Padahal rizki juga Allah yang memberikan. Mau ujian kuliah bukan belajar dan berdoa, tapi malah sibuk ngelobi dosen.
Segala puji hanya milik Allah Yang Maha menatap, Yang Mengendalikan Segala urusan dan Yang Menakdirkan segala sesuatu.
Kenapa kita tak pernah tenang? Kenapa kita banyak masalah? Kenapa anak kita menderita sakit berkepanjangan? Kenapa kita miskin? Kenapa ada yang selalu gundah gulana ditengah melimpahnya harta? Kenapa banyak wanita yang menangis di istananya? Kenapa ada yang banyak hutang? Kenapa kita menderita berkepanjangan? Seakan-akan kita ditakdirkan hanya untuk menjalankan kesulitan demi kesulitan yang tak ada ujungnya. Kenapa semua itu terjadi? Kenapa semua itu terjadi? Jawabannya hanya satu. Karena kita terlalu sibuk memikirkan apa yang tidak seharusnya kita pikirkan.
Ada seorang majikan berkata kepada pembantunya; “Wahai Hamba Sahayaku, taati saja perintahku. Ku suruh ngepel laksanakan dengan baik, kusuruh nyetrika laksanakan, kuperintahkan cuci baju laksanakan, kuperintahkan bersihkan pekarangan bersihkan, kusuruh masak lakukan. Pokoknya laksanakan apa saja yang kuperintahkan. Nanti akan aku cukupi semua kebutuhanmu, rizkimu akan aku cukupkan, engkau akan aku sejahterakan, anak-anakmu akan ku urus dan aku sekolahkan, keluargamu juga akan aku sejahterakan. Jika kau mentaatiku, akan aku bereskan semua urusanmu karena aku punya segalanya.”
Coba bayangkan jika yang dilakukan Hamba Sahaya itu adalah hal sebaliknya yang tidak disukai majikannya. Disuruh ngepel malah kabur, disuruh nyetrika tidak benar malah merusak baju-baju, disuruh bersihkan pekarangan malah sibuk ngerumpi ngomongin orang dengan pembantu sebelah, disuruh beres-beres rumah malah berantakin rumah. Coba bayangkan hal ini pasti sangat menjengkelkan sang majikan. Si majikan pasti akan marah besar dan melakukan satu tindakan, bisa memecatnya, bahkan bisa juga mengurungnya dikamar mandi. Padahal sang majikan berjanji jika si hamba sahaya taat maka kebutuhan hamba sahaya itu akan dicukupi seluruhnya.
Saudaraku sekalian, analogi diatas perlu kita renungkan. Bahwa sebenarnya sumber dari masalah-masalah kehidupan kita selama ini adalah karena kita tidak taat kepada Allah. Kita terlalu sibuk memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya kita pikirkan. Kita sibuk memikirkan hutang, kita sibuk memikirkan jodoh, kita sibuk memikirkan masa depan, yang notabennya semua itu ada dalam genggaman Allah. Padahal jelas Allah menciptakan kita semata-mata untuk beribadah kepada-Nya. Kalau kita taat, maka Allah akan mencukupkan kebutuhan kita. Prinsipnya adalah, “jika taat maka dicukupkan.” Laksanakan saja perintah Allah wahai saudaraku! Disuruh shalat tepat waktu laksanakan, disuruh baca Qur’an laksanakan, disuruh tahajjud jalankan, disuruh sedekah lakukan, disuruh puasa lakukan, disuruh patuh orang tua lakukan, disuruh kerja cari nafkah lakukan, disuruh belajar lakukan. Pokoknya lakukan seluruh perintah Allah dan jauhi larangan-Nya maka hidup kita akan dituntunoleh-Nya.
Saudaraku, sekarang mari kita hisab diri sejenak untuk mengislah diri. Apa pernah kita berusaha selalu shalat tepat waktu berjamaah, apa pernah kita mati-matian berusaha untuk shalat khusuk, apa pernah Al-Qur’an kita baca setiap hari, apa pernah kita mati-matian menahan pandangan kita, apa pernah kita meniatkan karena Allah ketika berangkat kekantor, padahal seluruh kenikmatan diberikan Allah? Pernahkah kita bersyukur diberi telinga yang begitu indah sehingga bisa mendengar guru-guru kita menyampaikan ilmu, apakah kita pernah mensyukuri lidah yang diberikan Allah yang disetting dengan begitu sempurna diberi rasa asam manis pahit pedas manis sehingga kita mampu mengecap rasa. Lalu Allah atur juga air liurnya dengan sempurna komposisinya sehingga bisa melunakkan makanan yang hendak dicerna? Apa pernah Saudaraku?? Apa pernah?
Hal-hal seperti ini sangat sering sekali kita acuhkan, sementara dunia ini sibuk kita pikirkan mati-matian sampai lupa kepada Allah yang mengatur dunia ini. Inilah yang menyebabkan pertolongan Allah jauh pada kita. Kita terlalu sibuk pikirkan dunia tanpa pernah pikirkan Allah. Mau tidur bukan pikir Allah malah sibuk mikirkin hutang, memang siapa yang mau bayarin kalau bukan Allah? Padahal Allah perintahkan kita zikir ketika mau tidur. Dijalan kekantor bukan pikir Allah, malah pikirkan calon istri, padahal mudah bagi Allah menggelincirkan ban kendaraan kita sehingga kita jatuh. Padahal rizki juga Allah yang memberikan. Mau ujian kuliah bukan belajar dan berdoa, tapi malah sibuk ngelobi dosen.
Saudaraku, hal-hal seperti inilah yang seringkali membuat kita tidak pernah tenteram dalam menjalankan kehidupan. Padahal jika kita taat maka Allah akan menuntun kita, karena pada hakikatnya masalahpun Allah yang memberikan dan Allah juga yang mampu membereskannya. Kita harus yakin bahwa Allahlah yang menolong kita. Allahlah yang memberi rizki dan Allahlah yang menggenggam alam semesta ini.
Mudah-mudahan tulisan saya yang sederhana ini bermanfaat khususnya buat saya dan saudaraku yang membaca. Bukan ingin menggurui tapi hanya ingin mengajak rekan-rekan sekalian untuk menyadari hanya Allahlah sumber ketenangan. Demikianlah saudaraku, mudah-mudahan tulisan membuat kita semangat untuk melaksanakan perintah perintah Allah. Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb